Jumat, 21 Maret 2014

Evolusi Bintang

Seperti manusia, bintang juga mengalami perubahan tahap kehidupan. Sebutannya adalah evolusi. Mempelajari evolusi bintang sangat penting bagi manusia, terutama karena kehidupan kita bergantung pada matahari. Matahari sebagai bintang terdekat harus kita kenali sifat-sifatnya lebih jauh.
Dalam mempelajari evolusi bintang, kita tidak bisa mengikutinya sejak kelahiran sampai akhir evolusinya. Usia manusia tidak akan cukup untuk mengamati bintang yang memiliki usia hingga milyaran tahun. Jika demikian tentunya timbul pertanyaan, bagaimana kita bisa menyimpulkan tahap-tahap evolusi sebuah bintang?  
Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan kembali menganalogikan bintang dengan manusia. Jumlah manusia di bumi dan bintang di angkasa sangat banyak dengan usia yang berbeda-beda. Kita bisa mengamati kondisi manusia dan bintang yang berada pada usia/tahapan evolusi yang berbeda-beda. Ditambah dengan pemodelan, akhirnya kita bisa menyusun teori evolusi bintang tanpa harus mengamati sebuah bintang sejak kelahiran hingga akhir evolusinya.
Kelahiran bintang
Bintang lahir dari sekumpulan awan gas dan debu yang kita sebut nebula. Ukuran awan ini sangat besar (diameternya mencapai puluhan SA) tetapi kerapatannya sangat rendah. Awal dari pembentukan bintang dimulai ketika ada gangguan gravitasi (misalnya, ada bintang meledak/supernova), maka partikel-partikel dalam nebula tersebut akan bergerak merapat dan memulai interaksi gravitasi di antara mereka setelah sebelumnya tetap dalam keadaan setimbang. Akibatnya, partikel saling bertumbukan dan temperatur naik.
Eagle Nebula, tempat kelahiran bintang (Sumber: Hubblesite)
Lapisan-lapisan reaksi fusi (Sumber: Wikipedia)
Setelah reaksi yang membentuk besi terhenti, tidak ada proses pembakaran selanjutnya. Akibatnya, tekanan menurun dan bagian inti bintang memampat. Karena begitu padatnya, jarak antara neutroon dan elektron pun mengecil sehingga elektron bergabung dengan neutron dan proton. Peristiwa ini menghasilkan tekanan yang sangat besar dan mengakibatkan bagian luar bintang dilontarkan dengan cepat. Inilah yang disebut dengan supernova.
Diagram evolusi berbagai bintang (Sumber: Chandra Harvard)


Eagle Nebula, tempat kelahiran bintang (Sumber: Hubblesite)
Semakin banyak partikel yang merapat berarti semakin besar gaya gravitasinya dan semakin banyak lagi partikel yang ditarik. Pengerutan awan ini terus berlangsung hingga bagian intinya semakin panas. Panas tersebut dapat mendorong awan di sekitarnya. Hal ini memicu terjadinya proses pembentukan bintang di sekitarnya. Demikian seterusnya hingga terbentuk banyak bintang dalam sebuah awan besar. Maka tidaklah heran jika kita mengamati sekelompok bintang yang lahir pada waktu yang berdekatan di lokasi yang sama. Kelompok bintang inilah yang biasa kita sebut dengan gugus.
Akibat pengerutan oleh gravitasi, temperatur dan tekanan di dalam awan naik sehingga pengerutan melambat. Di tahap ini, bola gas yang terbentuk disebut dengan proto bintang. Apabila massanya kurang dari 0,1 massa Matahari, maka proses pengerutan akan terus terjadi hingga tekanan dari pusat bisa mengimbanginya. Pada saat tercapai kesetimbangan, temperatur di bagian pusat awan itu tidak cukup panas untuk dimulainya proses pembakaran hidrogen. Maksud dari pembakaran di sini adalah reaksi fusi atom hidrogen menjadi helium. Awan ini pun gagal menjadi bintang dan disebut dengan katai gelap.
Jika massanya lebih dari 0,1 massa Matahari, bagian pusat proto bintang memiliki temperatur yang cukup untuk memulai reaksi fusi saat dirinya setimbang. Reaksi ini akan terus terjadi hingga helium yang sudah terbentuk mencapai 10 – 20 % massa bintang. Setelah itu pembakaran akan terhenti, tekanan dari pusat menurun, dan bagian pusat ini runtuh dengan cepat. Akibatnya temperatur inti naik dan bagian luar bintang mengembang. Saat ini, bintang menjadi raksasa dan tahap pembakaran helium menjadi karbon pun dimulai. Di lapisan berikutnya, berlangsung pembakaran hidrogen menjadi helium. Setelah ini kembali akan kita lihat bahwa evolusi bintang sangat bergantung pada massa.
Untuk bintang bermassa kecil (0,1 – 0,5 massa Matahari), proses pembakaran hidrogen dan helium akan terus berlangsung sampai akhirnya bintang itu menjadi katai putih. Sedangkan pada bintang bermassa 0,5 – 6 massa Matahari, pembakaran karbon dimulai setelah helium di inti bintang habis. Proses ini tidaklah stabil, akibatnya bintang berdenyut. Bagian luar bintang mengembang dan mengerut secara periodik sebelum akhirnya terlontar membentuk planetary nebula. Bagian bintang yang tersisa akan mengerut dan membentuk bintang katai putih.
Berikutnya adalah bintang bermassa besar (lebih dari 6 massa Matahari). Di bintang ini pembakaran karbon berlanjut hingga terbentuk neon. Lalu neon pun mengalami fusi membentuk oksigen. Begitu seterusnya hingga secara berturut-turut terbentuk silikon, nikel, dan terakhir besi. Kita bisa lihat di diagram penampang bintang di bawah ini, bahwa reaksi fusi sebelumnya tetap terjadi di luar lapisan inti. Sehingga ada banyak lapisan reaksi fusi yang terbentuk ketika di bagian pusat bintang sedang terbentuk besi.
Lapisan-lapisan reaksi fusi (Sumber: Wikipedia)
Evolusi Lanjut
Apa yang terjadi setelah supernova bergantung pada massa bagian inti bintang yang tadi terbentuk. Apabila di bawah 5 massa Matahari (batas massa Schwarzchild), supernova menyisakan bintang neutron. Disebut demikian karena partikel dalam bintang ini hanya neutron. Bintang neutron biasanya terdeteksi sebagai pulsar (pulsating radio source, sumber gelombang radio yang berputar). Pulsar adalah bintang yang berputar dengan sangat cepat, periodenya hanya dalam orde detik. Putarannya itulah yang menyebabkan pulsasi pancaran gelombang radionya.
Diagram evolusi berbagai bintang (Sumber: Chandra Harvard)
Di atas 5 massa Matahari, gaya gravitasi di inti bintang begitu besarnya sehingga dirinya runtuh dan kecepatan lepas partikelnya melebihi kecepatan cahaya. Objek seperti ini disebut dengan lubang hitam. Tidak ada objek yang sanggup lepas dari pengaruh gravitasinya, termasuk cahaya sekalipun. Makanya benda ini disebut lubang hitam, karena tidak memancarkan gelombang elektromagnetik. Satu-satunya cara untuk mendeteksi keberadaan lubang hitam adalah dari interaksi gravitasinya dengan benda-benda di sekitarnya. Pusat galaksi kita adalah salah satu lokasi ditemukannya lubang hitam. Kesimpulan ini diambil karena bintang-bintang di pusat galaksi bergerak dengan sangat cepat, dan kecepatannya itu hanya bisa ditimbulkan oleh gaya gravitasi yang sangat kuat, yaitu oleh sebuah lubang hitam.
Hingga saat ini, pengamatan terhadap bintang-bintang masih terus dilakukan. Teori evolusi bintang di atas bisa saja berubah kalau ada bukti-bukti baru. Tidak ada yang kekal dalam sains, dan tidak ada kebenaran mutlak. Apa yang menjadi kebenaran saat ini bisa saja terbantahkan di kemudian hari. Itulah uniknya sains: dinamis.

Matahari, Bintang Terbaik Yang Kita Miliki

Matahari kita adalah sebuah bintang, yaitu bola gas panas raksasa yang mengeluarkan energi dan cahaya. Ukurannya begitu besar dibandingkan dengan Bumi dan planet-planet lainnya. Namun sebenarnya, Matahari termasuk bintang yang ukurannya biasa saja. Masih banyak bintang lain yang berukuran jauh lebih besar ataupun jauh lebih kecil darinya. Tetapi tetap saja Matahari adalah satu bintang yang sangat istimewa bagi manusia, Bumi, dan tata surya kita.
Matahari memiliki diameter 1,4 juta km dan massa 1,9 x 10^30 kg. Di galaksi Bimasakti, ukuran sebesar ini termasuk dalam 10% yang terbesar. Jauh lebih banyak bintang dengan ukuran dan massa yang lebih kecil (yang terbanyak adalah bintang dengan massa setengah massa Matahari).
Matahari (Sumber: wikipedia)
Matahari (Sumber: wikipedia)
Matahari adalah bintang deret utama dengan kelas G2. Materi penyusunnya adalah hidrogen sebanyak 70%, helium 28%, dan sisanya unsur berat lain. Permukaannya (fotosfer) bersuhu 5.800 K, sedangkan di bagian pusat suhunya mencapai 15 juta K. Cahaya Matahari yang berwarna putih kekuningan yang bisa kita lihat berasal dari lapisan fotosfer. Di lapisan ini terdapat banyak kejadian menarik, di antaranya adalah bintik Matahari, granulasi, prominensa, dan filamen. Di bagian luar terdapat atmosfer yang disebut korona yang temperaturnya mencapai 5 juta K. Tingginya temperatur korona ini diperkirakan berkaitan dengan aktivitas medan magnetik Matahari yang sangat intensif. Karena terangnya fotosfer, kita tidak dapat mengamati korona kecuali ketika terjadi gerhana Matahari total.
Sebagai sebuah bintang, Matahari memiliki pabrik pembangkit energi yang sangat aktif di bagian pusatnya. Di bagian yang kerapatannya sangat tinggi ini (150 kali kerapatan air), atom-atom hidrogen bereaksi membentuk helium dalam serangkaian reaksi. Reaksi penggabungan (fusi) ini menghasilkan energi yang sangat besar, yaitu 386 miliar miliar juta watt. Setiap detiknya, sebanyak 700 juta ton hidrogen diubah menjadi 695 juta ton helium dan 5 juta ton energi dalam bentuk sinar gamma.
Korona Matahari terlihat ketika gerhana Matahari total (Sumber: wikipedia)
Korona Matahari terlihat ketika gerhana Matahari total (Sumber: wikipedia)
Bintik Matahari adalah suatu area gelap di fotosfer yang suhunya lebih rendah relatif terhadap sekitarnya (3800 K berbanding 5800 K). Keberadaannya bergantung pada aktivitas medan magnet di Matahari. Dan jumlahnya akan meningkat atau menurun secara periodik, setiap 11 tahun sekali. Jika jumlahnya sangat banyak, maka kita sebut Matahari sedang berada dalam masa aktif. Diperkirakan puncak dari keaktifan Matahari yang berikutnya akan terjadi pada tahun 2013 nanti. Mungkin kita sering mendengar hal ini dari isu kiamat 2012, namun tentu saja keduanya tidak berkaitan.
Diagram penampang Matahari (Sumber: wikipedia)
Diagram penampang Matahari (Sumber: wikipedia)
Sebagaimana manusia, bintang juga lahir, tumbuh besar, lalu mati. Semakin besar massa sebuah bintang, maka kala hidupnya semakin singkat dan sebaliknya. Usia Matahari saat ini, atau sama dengan usia tata surya kita, adalah sekitar 4,57 milyar tahun. Diperkirakan Matahari masih akan terus seperti sekarang hingga 5 milyar tahun lagi. Setelah itu, Matahari akan memasuki fase raksasa merah (red giant). Disebut demikian karena ukurannya akan membesar hingga 250 kali lipat dan mungkin akan mencapai orbit Bumi (sejauh 150 juta km).
Diagram Evolusi Matahari (Sumber: wikipedia)
Diagram Evolusi Matahari (Sumber: wikipedia)
Evolusi seperti ini adalah hal yang biasa untuk bintang bermassa kecil dan menengah. Di akhir kehidupannya, Matahari tidak akan menjadi supernova dan lubang hitam karena evolusi tersebut hanya untuk bintang bermassa besar. Setelah tahap raksasa merah, kemudian Matahari akan melontarkan lapisan luarnya hingga membentuk planetary nebula. Bagian yang tersisa dari Matahari hanyalah intinya saja, yang disebut dengan bintang katai putih (white dwarf). Akhirnya ia akan mendingin secara perlahan hingga milyaran tahun.
Peran penting Matahari bagi masyarakat sudah tampak dari berbagai peradaban kuno. Di jaman Yunani kuno Matahari disebut dan dipuja sebagai dewa Helios. Sedangkan di jaman Romawi Matahari diperlakukan sama dengan sebutan Sol. Matahari juga berperan penting di tata surya kita. Massanya mencapai 99,86% dari massa total tata surya, begitu dominan sehingga titik pusat massa tata surya kita ada di dalam Matahari itu sendiri. Akibatnya semua benda di tata surya seolah-olah tampak bergerak mengeliingi Matahari (padahal mengelilingi pusat massa tata surya). Matahari pun tidak tinggal diam di galaksi kita. Bersama seluruh tata surya, Matahari mengajak kita mengelilingi pusat galaksi Bimasakti dengan periode sekitar 220 juta tahun.
Cahaya yang dipancarkan Matahari sangat membantu kita dalam banyak hal. Selain memberikan panasnya di siang hari, informasi yang ada di dalam cahaya Matahari berperan besar dalam pengetahuan yang kita miliki sekarang tentang bintang-bintang di alam semesta. Dalam jarak yang tepat, cahayanya juga memberikan jaminan terhadap kebutuhan energi yang diperlukan dalam kehidupan di Bumi.
Spektrum Matahari juga berjasa dalam banyak hal. Dahulu saat spektrum Matahari dipelajari pertama kali, manusia menemukan unsur helium. Unsur ini dinamakan demikian karena saat itu hanya ditemukan di Matahari. Dan dari spektrum inilah kita mengetahui bahwa Matahari dan bintang adalah benda yang sejenis.
Singkat kata, Matahari adalah benda percobaan terdekat bagi astronom di laboratorium alam semesta dalam meneliti bintang. Berbagai misi luar angkasa yang khusus meneliti Matahari telah dan akan diluncurkan demi mengenal Matahari lebih dekat, seperti Pioneer, Helios, SOHO, Genesis, Stereo, dan lain-lain.
Sejak tata surya terbentuk hingga sekarang, peran Matahari dalam mendukung kehidupan di Bumi sangatlah besar. Namun tidak selamanya akan berjalan begitu, karena dalam evolusinya Matahari akan memanas dan membesar. Saat itu, Matahari sudah tidak lagi mendukung kehidupan. Bahkan ia akan menelan dan menghancurkan Merkurius, Venus, dan kemudian mungkin juga Bumi. Akankah kehidupan di Bumi saat itu sudah berpindah ke planet lain? Atau mungkin ke planet di bintang lain, galaksi lain? Tidak ada yang tahu memang, tetapi sebaiknya begitu demi kelangsungan kehidupan di alam semesta.

Sistem Klasifikasi Galaksi

Galaksi adalah bentuk pengelompokan bintang terbesar di alam semesta. Namun keberadaan bintang-bintang sebagai penyusun sebuah galaksi tidak diketahui sampai tahun 1920an. Sebelumnya, galaksi yang diamati menyerupai awan itu disebut nebulae, karena pengamatan pada saat itu tidak dapat memberikan resolusi yang cukup untuk memisahkan bintang-bintang penyusun galaksi. Dengan adanya kemajuan teknologi teleskop dan fotografi, bintang-bintang dalam sebuah galaksi mulai dapat diamati.Salah seorang pengamat galaksi adalah Hubble, yang dapat mengidentifikasi bintang-bintang variabel yang terdapat di galaksi Andromeda (M31).

Bintang-bintang tersebut ternyata bersifat sama dengan Cepheid yang ditemukan dalam galaksi Bima Sakti. Kemudian dari hubungan periode – luminositas, Hubble mendapatkan bahwa jarak Andromeda dari Bima Sakti adalah tidak kurang dari 300 kpc, yang berarti bahwa Andromeda berada di luar Galaksi Bima Sakti yang berukuran 50 kpc. Hal ini menjadi penting karena sebelumnya semua nebulae diperkirakan sebagai bagian dari Bima Sakti. Sekarang telah diketahui bahwa jarak Andromeda adalah sekitar 800 kpc.
Terdapat banyak bentuk galaksi di alam semesta ini. Untuk memudahkan dalam mengenali dan membedakan jenis dan bentuk suatu galaksi dibandingkan galaksi lainnya, diperlukan sistem identifikasi yang dapat dipakai di seluruh dunia. Pada tahun 1936, dalam buku The Realm of Nebulae, Hubble membuat pengelompokan galaksi dengan sistem yang lebih dikenal sebagai diagram garpu tala (tuning fork diagram). Sistem ini adalah yang pertama dibuat dan yang paling umum dipakai hingga saat ini. Dalam penggolongan ini, secara umum terdapat empat kelas galaksi, yaitu galaksi elips, lenticular, spiral, dan irregular untuk galaksi yang memiliki bentuk tidak beraturan.
Diagram garpu tala
Diagram garpu tala (Sumber: wikipedia).
Galaksi elips memiliki bentuk bundar/elips dan tidak terlihat memiliki piringan pada strukturnya. Menurut Hubble, galaksi elips ini dibagi dalam subkelas berdasarkan bentuknya. Penamaannya menggunakan kode En, dengan E berarti elips, sedangkan n menunjukkan perbandingan antara sumbu mayor (a) dan minor (b) galaksi dengan rumusan n = 10 [1 - (b/a)]. Artinya, galaksi elips yang terlihat bundar dinamakan E0, sedangkan galaksi elips yang sumbu mayornya sebesar dua kali sumbu minornya dinamakan E5, dan seterusnya semakin pipih hingga E7.
Galaksi elips NGC 1132 (Sumber: APOD)
Galaksi elips NGC 1132 (Sumber: APOD)
Galaksi lenticular adalah galaksi berbentuk piringan yang merupakan peralihan antara elips dan spiral. Galaksi ini diberi kode S0. Galaksi lenticular ini memiliki bagian inti yang elips dan memperlihatkan adanya struktur piringan, namun pada bagian piringannya tidak terdapat lengan spiral.
Kelas galaksi berikutnya adalah galaksi spiral, yaitu galaksi yang berbentuk piringan dan mempunyai struktur lengan spiral. Kode penamaannya adalah S. Galaksi kelas lenticular dan spiral ini terkadang memiliki struktur bar pada piringannya. Untuk itu Hubble memberikan tambahan kode B pada penamaan masing-masing kelas galaksi yang memiliki bar: SB0 untuk galaksi lenticular dan SB untuk galaksi spiral.
Galaksi lenticular NGC 4452 (Sumber: APOD)
Galaksi lenticular NGC 4452 (Sumber: APOD)
Galaksi spiral normal (S) dan dengan bar (SB), terbagi lagi dalam subkelas a, b, dan c, yang dibedakan menurut dua hal berikut: (1) perbandingan kecerlangan antara komponen bulge dan piringan; dan (2) seberapa dekat jarak antar lengan spiral. Galaksi kelas Sa memiliki bulge lebih besar dan lengan spiral yang lebih rapat jika dibandingkan dengan galaksi kelas Sb dan Sc. Hal yang sama juga berlaku untuk galaksi spiral dengan bar (SB). Penamaan dalam subkelas ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan secara tegas. Sehingga, sebuah galaksi dapat termasuk dalam kelas Sab, atau Sbc, dan seterusnya. Lalu bagaimana dengan Galaksi kita, Galaksi Bima Sakti? Dalam penggolongan Hubble ini, Galaksi Bima Sakti ternyata tergolong kelas SBbc.

Asteroid Berekor

Sebuah tim astronom yang menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble baru saja mengamati sebuah asteroid di sabuk asteroid yang memiliki ekor layaknya komet. Dan uniknya, jumlah ekornya tidak hanya 1 atau 2, namun 6 buah sekaligus!

Asteroid berekor 6 P/2013 P5 (Sumber: hubblesite.org)
Asteroid berekor 6 P/2013 P5 (Sumber: hubblesite.org)
Asteroid yang diamati tersebut bernama P/2013 P5. Hasil pengamatan yang juga muncul di The Astrophysical Journal Letters ini juga memberikan kejutan lain, karena asteroid tersebut berotasi dan struktur ekornya berubah secara ekstrim hanya dalam 13 hari.
Awalnya, para pengamat yang menggunakan teleskop survey Pan-STARRS di Hawaii mengumumkan penemuan asteroid ini pada tanggal 27 Agustus lalu. Kala itu P/2013 P5 baru dikenal sebagai objek aneh yang tampak samar. Setelah diamati pertama kali dengan Hubble pada tanggal 10 September barulah diketahui bahwa asteroid tersebut memiliki 6 buah ekor. Ketika Hubble mengamati kembali asteroid tersebut pada tanggal 23 September, kenampakannya berubah total. Asteroid tersebut seperti sudah mengalami rotasi.
Asteroid P/2013 P5 ini sebenarnya sudah melontarkan debunya secara periodik selama 5 bulan. Para astronom meyakini bahwa laju rotasinya turut andil dalam lontaran debu tersebut dan bukan akibat tumbukan dengan objek lain. Tekanan radiasi dari Matahari juga membantu mempercepat rotasi asteroid tersebut, sehingga materi di permukaannya terlepas dari pengaruh gravitasi asteroid yang tidak terlalu besar. Dan di permukaannya sudah dipastikan tidak ada es sehingga mekanisme ekor di asteroid ini sangat berbeda dengan komet.
Hingga saat ini, diperkirakan sudah ada 100 hingga 1.000 ton debu yang terlontar dari asteroid tersebut. Jumlah ini tidaklah seberapa dibandingkan ukuran asteroid yang memiliki diameter lebih dari 400 meter.
Asteroid ini tentunya akan terus diamati untuk mengetahui besar laju rotasinya serta apakah benar rotasinya tersebut memegang peranan penting dalam lontaran debu. Apabila memang benar, maka dapat saja ditemukan banyak asteroid lain yang mengalami hal serupa. Bahkan bisa jadi lontaran debu seperti itu menjadi salah satu cara yang umum dari asteroid kecil “menjemput kematian”.

Pengertian Planet

Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat tata surya. Planet tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri namun dapat memantulkan cahaya.
Planet yang dekat dengan bumi dapat kita lihat setiap hari dengan mata telanjang seperti planet venus yang disebut orang sebagai bintang fajar.
Kata planet berasal dari bahasa Yunani yaitu planetai, yang berarti pengembara. Hal ini disebabkan kedudukan planet terhadap bintang tidaklah tetap. Planet adalah benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri, berbentuk bulatan, dan beredar mengelilingi bintang (Matahari). Sebagian besar planet mempunyai pengiring atau pengikut yang disebut Satelit yang beredar mengelilingi planet.
Pada intinya planet dalam tata surya dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama dimiliki oleh jenis Planet Terestrial; dimana planet ini merupakan planet yang memiliki sifat “kebumian” baik ukuran, massa, massa jenis, maupun komposisi kimianya (mereka semua memiliki permukaan padat).
Yang termasuk dalam Planet Terestrial adalah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
Sedangkan kelompok planet dalam tata surya yang kedua adalah kelompok Planet Jovian; planet ini tidak memiliki sifat “kebumian”. Planet dalam kelompok Jovian tersusun atas kumpulan gas.
Gas-gas ini memiliki ukuran yang besar tanpa permukaan padat yang bisa di pijak. Planet-planet ini memiliki tekanan yang besar sehingga bisa menghancurkan segala sesuatu yang masuk ke dalam atmosfernya. Contoh planet dalam kategori kedua ini adalah Planet Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
Planet-planet yang ada di tata surya dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut:
Berdasarkan massanya, planet dapat dikelompokan menjadi dua macam, yakni planet bermassa besar (Superior planet), planet ini terdiri atas (Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus) dan Planet bermassa kecil (Inferior Planet), terdiri atas (Merkurius, Venus, Bumi, Mars).
Berdasarkan jaraknya ke matahari, planet dapat dibedakan atas planet dalam dan planet luar.

Kala rotasi dan kala revolusi planet

Rotasi adalah perputaran benda pada suatu sumbu yang tetap, misalnya perputaran gasing dan perputaran bumi pada poros/sumbunya. Untuk bumi, rotasi ini terjadi pada garis/poros/sumbu utara-selatan (garis tegak dan sedikit miring ke kanan). Jadi garis utara-selatan bumi tidak berimpit dengan sumbu rotasi bumi, seperti yang terlihat pada "globe bola dunia" yang digunakan dalam pelajaran ilmu bumi/geografi. 


Kecepatan putaran ini diukur oleh banyaknya putaran per satuan waktu. Misalnya bumi kita berputar 1 putaran per 24 jam. Untuk rotasi mesin yang berputar lebih cepat dari rotasi bumi, kita pakai satuan rotasi per menit (rpm).
Akibat dari gerak rotasi ini, maka benda tersebut akan mengalami gaya sentrifugal, yaitu jenis gaya dalam ilmu fisika yang mengakibatkan benda akan terlempar keluar. Hal ini akan nampak terasa pada saat kita naik mobil yang melewati tikungan melingkar. Pada saat mobil ini bergerak melingkar dengan kecepatan agak tinggi, maka penumpang dalam mobil akan merasa terlempar ke samping (ke sisi luar lingkaran itu) sebagai akibat dari adanya gaya sentrifugal.

Bulan adalah satelit alami yang mengelilingi planet bumi yang dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang tanpa bantuan alat apapun. Bulan adalah benda angkasa yang bergerak secara relatif. Secara umum bulan bergerak relatip dalam tiga macam, yaitu rotasi, revolusi dan revolusi dengan bumi pada matahari.
1. Rotasi / Hari
Rotasi adalah perputaran satelit bulan pada porosnya seperti bumi berputar pada porosnya setiap hari. Saat ini bulan berotasi setiap 27,3 hari sekali. Dengan demikian satu hari di bulan sama dengan 27,3 hari di bumi atau 27,3 kali lebih lama daripada di pelanet kita.
2. Revolusi Terhadap Planet Bumi
Bulan sebagai satelit alami bumi juga berputar mengelilingi bumi dalam jangka waktu 27,3 hari. Karena waktu rotasi dan revolusi bulan adalah sama, maka permukaan bulan yang terlihat dari bumi tidak berubah dari waktu ke waktu.
3. Revolusi Terhadap Matahari Bersama Bumi
Bulan bersama-sama dengan planet bumi juga mengelilingi matahari. Seperti yang kita ketahui bahwa waktu yang dibutuhkan oleh bumi untuk beredar mengelilingi matahari adalah 365.25 hari. Begitupun revolusi bulan terhadap matahari bersama bumi juga 365,25 hari. Setiap empat tahun sekali kelebihan hari dibulatkan menjadi 366 hari atau disebut juga sebagai tahun kabisat
No
Nama Planet
Kala Rotasi
Kala revolusi
1
Merkurius
59 hari
58 hari
2
Venus
-243 hari
225 hari
3
Bumi
24 jam
365,25 hari
4
Mars
24,6 hari
687 hari
5
Yupiter
9,8 jam
12 tahun
6
Saturnus
10,6 jam
29,5 tahun
7
Uranus
24 jam
84 tahun
8
Neptunus
22 jam
165 tahun
source: http://kafairsyad.blogspot.com/2012/06/kala-rotasi-dan-kala-revolusi-planet.html

Jumat, 07 Maret 2014

Teleskop dan Satelit Tercanggih

Teleskop Tercanggih


1. Hubble Space Telescope

Konstruksi teleskop Hubble, berhasil diselesaikan pada tahun 1985. Hubble di'angkasakan' untuk pertama kalinya pada tanggal 25 April1990. Padahal, Hubble direncanakan untuk mulai dioperasikan pada tahun 1986. Tetapi, pengoperasiannya ditunda sementara karena bencana Pesawat Angkasa Challenger. Beberapa tahun setelah dioperasikan, Hubble mengirim gambar yang buram dan tidak jelas. Pada akhirnya NASA menemukan bahwa lensa pada teleskop tersebut bergeser sebanyak 1/50 ketebalan rambut manusia! Pada bulan Desember 1993, pesawat ulang-alik Endeavor dikirim untuk memodifikasi Hubble dengan menambahkan kamera baru untuk memperbaiki kesalahan pada lensa primernya.


Cara kerja teleskop Hubble yaitu pertama-tama, Hubble menangkap gambar. Setelah diterima oleh teleskop, gambar tersebut akan diubah menjadi kode digital dan diradiasikan ke bumi dengan menggunakan antena yang memiliki kemampuan mengirimkan data 1 juta bit per detik. Setelah kode digital diterima oleh stasiun di bumi, kode itu akan diubah menjadi foto dan spektrograf (sebuah instrumen yang digunakan untuk mencatat spektrum astronomikal).
Teleskop ini dapat berjalan 5 mil per detik. Hubble dapat berkeliling lebih dari 150 juta mil per tahun (± 241 juta kilometer). jarak pandangan teleskop ini ke ruang angkasa terbilang sangat menakjubkan, yakni dapat mencapai 15 milyar tahun cahaya


2. Galileo's Telescope



Galileo Galilei tidak menciptakan teleskop, ia mungkin bahkan bukan orang pertama yang menggunakan teleskop. Tapi desain teleskop yang kuat memungkinkan dia untuk melihat lebih jauh dari pada orang lain. Dengan teleskop 1609, ia diperiksa bulan, menemukan empat bulan Jupiter, menonton supernova, ditemukan bintik matahari dan memverifikasi fase Venus . Dia juga mengutuk bidaah untuk advokasi pandangan heliosentris tentang alam semesta. Satu dari dua sisa teleskop Galileo terus menampilkan pameran bulan ini untuk pertama dan satu-satunya di luar Italia, di Franklin Institute di Philadelphia. 




3.Chandra/ Spitzer Space telescope

Salah satu observatorium NASA yang terkenal (selain Teleskop luar angkasa Hubble) telah memberikan gambaran sekilas tentang alam semesta yang tidak dapat dilihat. Orbit elips dari Chandra X-Ray Observatory, yang membawanya pergi dari Bumi, memberikan pandangan yang lebih baik dari daerah tinggi berenergi ruang, seperti supernova. Gambar dari Chandra telah membantu para ilmuwan lebih memahami dan pulsar nebula. 










Satelit Tercanggih

1. Satelit SDO

Satelit Solar DynamicsObservatory (SDO) mulai menampilkan rangkaian gambar yang belum pernah disaksikan sebelumnya, diantaranya sebuah foto close-up dari permukaan matahari dan gambar beresolusi tinggi dari lidah api matahari.
Satelit SDO diluncurkan pada 11 Februari lalu dengan tujuan memberikan informasi mengenai aktivitas matahari dan memprediksi kemungkinan terjadi badai matahari suatu saat nanti.



Solar spectacular: Nasa's new Solar Dynamics Observatory has  provided a series of stunning new images of the Sun

Gambar matahari yang diambil dalam jarak 500.000 mil

source: http://dianwahyunirahayu1.blogspot.com/2012/11/teleskop-dan-satelit-tercanggih.html

Fabel Story: Minah and the Fox



Minah and the fox



Cik Othman lived with his wife and six daughters in a small villageon Pulau. Pinang. All his six daughters were pretty. But althoughmany men wanted to marry the girls they did not find anyone they liked. As time went by and they became older, Cik Othman and his wife worried that their daughters would never many.
One day, Cik Othman and his wife were surprised to see a fox approaching their house.
"What do you want, Mr. Fox?" they asked.
"I want to marry one of your daughters."
"Ha, ha, ha! Who has ever heard of a fox marrying a girl?"
"Well, why don't you ask whether any of your daughters would like to marry me? I may not be a man but I'm kind and honest."'
The eldest daughter refused. "What, marry a fox! Oh, no, no!" she cried.
All the other girls refused except the youngest daughter, who was called Minah. She was the most beautiful of all.
"I don't think Mr. Fox is so bad," she said. "At least, he's kind and honest which is better than a lot of men."
There was a great shout of laughter from her sisters.
After she married Mr. Fox, all her family, friends and neighboursteased her about her husband. But they lived very happily together.
Minah never knew what her husband did for a living. He use(] to leave the house at dawn arid return late at night. One day, she decided to follow him. He went to the beach. She could hardly believe her eyes. Her husband took off his fur and changed into a handsome young man. He stepped into a boat and rowed out to sea.
As soon as her husband was out of sight, she came out from behind the thick bushes where she had been hiding and took away his fur. That evening, when her husband returned, he could not find his fur. Minah jumped out of her hiding place. "Don't change back into afox,', she cried. "You look so much better as you are." 
"Are you ashamed of me then?" he asked.
"No," she answered, "but it would be nice for everyone to know that you're really a man."
As soon as her sisters knew that her husband had changed into a man, they became jealous. But Minah did not take any notice of them.
Then her husband told her that he had to go away on busi­ness. "Ishall be away for several months," he said, "but when I return I shall be a rich man."
Minah was very obedient. Although she was not happy, She allowed her husband to go.
Her sisters were very pleased. "Your husband has left you," they told her. "He'll never come back. Perhaps he has changed into a fox again."
However, one day the villagers came running to her house to tell her that her husband was returning. He was leading back a fleet of ships full of treasure—silk, golden plates, jade and precious stones.
Minah dressed herself in her best clothes and went to the beach to wait for her husband. Her sisters went with her.
Suddenly, her sisters seized her, and bound and gagged her so tightly that she could not move. They put her in a boat and pushed it out to sea.
Her husband's fleet approached. The first ship passed without seeing her. Ship after ship passed in this way. The last ship was her husband's ship, decorated with brightly-coloured flags.
"Stop," her husband ordered. "What is that boat over there?"
When the boat came alongside, he recognized his wife ly­ing at the bottom of the boat.
"Minah, what has happened?" he called out.
He jumped down into the boat and set her free. He carried her back to his ship. When she felt a little better, she told her husband everything that had happened.
"Really your sisters are very wicked," her husband said. "We must teach them a good lesson." He told her to stay in his cabin.
When he landed, Minah's five sisters were waiting for him, dressed in their best clothes. "Where's my wife?" he asked.
"We don't know," they said. "We saw her go to the beach but we didn't see her again after that."
They gave a big dinner for him which was attended by many rich and important people. As they served him with the best food and wine, he told them of his adventures, and how he had captured a pirate ship full of treasure.
"As I was approaching the harbour," he said, "I saw a small boat floating in the water. There was a young woman in it who had been tied up by robbers and left to die."
He clapped his hands, and some of his men brought in his wife. Minch was dressed in shining silk with sparkling jewels in her hair. Her sisters almost fainted.
"I'm not going to hand you over to the police," Minah's hus­band told them. "But I want you to leave this village and never return again. I hope this will be a good lesson to you for the rest of your lives."
No one knows where the sisters went but Minch and her husband lived happily ever after.
Fantastic.. © 2008 Template by:
SkinCorner